B_trust Advisory Group pada Selasa, 30 Agustus 2022 telah menyelenggarakan Radio Talkshow yang dilaksanakan di Kaltara Radio, Kabupaten Bulungan. Radio Talkshow yang bertemakan “Penguatan Ekonomi dan Pengembangan Desa Wisata melalui Madu Kelulut di Desa Gunung Sari” ini mempertemukan Pemerintah Kabupaten Bulungan dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yaitu Yayasan An-Nur, Pondok Pesantren Faitmah Az-Zahra.
Dalam diskusi ini, Aras selaku penyiar dari Radio Kaltara memandu jalannya diskusi ini. Yayasan An-Nur yang diwakili oleh Jimmy, menjelaskan mengenai apa yang mereka lakukan di Desa Gunung Sari terkait tem Radio Talkshow ini.
Yayasan An – Nur menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan di Desa Gunung Sari, berfokus untuk pengembangan madu kelulut, selain itu, saat ini Yayasan An – Nur juga sedang didampingi B_trust dan KPRI untuk melakukan pendampingan ke kelompok – kelompok di Gunung Sari seperti misalkan Ibu – ibu PKK untuk pengembangan madu kelulut. Selain pengembangan di sektor ekonomi, Yayasan An – Nur juga bergerak di sektor pendidikan yaitu berupa Pondok Pesantren, Kawasan dari Pondok Pesantren ini dikelilingi hutan – hutan kecil. Kawasan tersebut selain dimanfaatkan untuk peternakan lebah penghasil madu kelulut tapi Yayasan An – Nur juga mengajak masyarakat sekitar untuk berpartisipasi menjaga kelestarian hutan di Desa Gunung Sari. Kelestarian hutan ini juga berpengaruh pada kualitas madu kelulut yang dihasilkan dan juga kelestarian lebahnya itu sendiri, sehingga Yayasan An – Nur mendorong masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian alam ini.
Alasan mengembangkan madu kelulut ini karena secara nilai ekonominya cukup tinggi dan juga laku dipasaran, hal ini berpengaruh pada semakin menjamurnya peternak madu kelulut namun hal tersebut tidak diimbangi dengan permintaan pasar sehingga over Selain itu, Yayasan An – Nur yang mendapat pendampingan dari B_Trust, sering berdiskusi untuk penembangan yang lebih jauh untuk madu kelulut ini, misalkan kedepannya tidak akan hanya berupa madu cair saja tapi bisa berinovasi membuat olahan – olahan dari madu kelulut, seperti kue madu, permen isi madu, coklat isi madu, dll. Yayasan An – Nur juga sudah sering menjual madu ini secara jumlah besar ke luar daerah namun sering kali pembelinya menginginkan madunya tidak menggunakan brand yang Yayasan An – Nur punya.
Inovasi olahan madu kelulut yang dikembangkan Yayasan An – Nur ini, kedepannya akan menyasar generasi milenial yang ada di Kab. Bulungan, hal ini menjadi strategi Yayasan An – Nur kedepannya untuk pemasaran olahan madu kelulut, karena kebanyakan anak muda ini apabila pergi ke daerah lain sering kali membawa oleh – oleh, harapnnya ke depan olahan madu kelulut ini bisa menjadi buah tangan yang selalu di bawa oleh anak – anak muda jika ke daerah. Hal ini juga pasti memiliki tantangan tersendiri, seperti diperbatasan, buah tangan yang seringkali di bawa ke daerah itu produk – produk dari Malaysia seperti coklat, milo, dll. Maka, dari itu Yayasan An – Nur menginginkan madu kelulut beserta olahan – olahannya ini bisa menjadi buah tangan yang selalu di bawa anak muda ke daerah.
Untuk saat ini, Yayasan An – Nur juga di Desa Gunung Sari sudah membina sekitar 50 peternak madu kelulut dan untuk panennya sendiri itu sekitar 1 minggu sekali, 1 peternak bisa menghasilkan 100 botol per bulannya. selain itu, Yayasan An – Nur juga telah membentuk koperasi dan ada anggota koperasi yang berasal dari beberapa kota lain sehingga di koperasi yang telah di bentuk ini di bina oleh Disperindakop Provinsi Kaltara. Selain pembinaan Disperindakop Provinsi, untuk tingkat Kabupaten pun ada Disperindakop Kab. Bulungan yang juga memberikan bantuan berupa alat panen madu kelulut dan juga pelatihan – pelatihan.
Harapan kedepannya untuk Pemkab Bulungan bisa membantu mendorong apa yang sudah Yayasan An – Nur lakukan di Desa Gunung Sari karena hal ini sudah sesuai dengan program dari Pemkab yaitu “ satu desa, satu produk” dan juga pengembangan di sektor wisatanya hal ini juga akan membuat pangsa pasar yang di sasar tidak akan mudah jenuh. Saat ini juga anak – anak muda di Yayasan An – Nur sedang mencoba untuk membuat outbond di sekitar Kawasan hutan tersebut, ini juga menjadi media edukasi untuk masyarakat sekitar untuk menjaga lingkungan, dengan begitu masyarakat pun akan merasakan manfaat manfaat dari lingkungan yang sudah di jaga, terutama dalam meningkatkan pendapatan dari masyarakat yang ada di Gunung Sari.
Setelah penjelasan dari Jimmy, Pemerintah Kab. Bulungan yang diwakili oleh Kepala Bapelitbang Kab. Bulungan yaitu Iwan Sugianta memberikan tanggapan kepada apa yang sudah Yayasan An-Nur lakukan selama ini.
Bulungan juga memiliki beberapa program yang bisa dikembangkan, apabila mengacu pada visi Kab. Bulungan yaitu “mewujudkan Kab. Bulungan berdaulat pangan, maju, dan sejahtera” tentu goals nya adalah masyarakat yang sejahtera dan apa yang sedang dilakukan oleh Yayasan An – Nur sudah mencoba untuk memadukan antara menjaga kelestarian lingkungan dan potensi pengembangan madu kelulut yang merupakan suatu inovasi. hal ini sudah sejalan dengan 15 program prioritas Kab. Bulungan, salah satunya yang dilakukan oleh Yayasan An – Nur ini adalah program “Desa Inovatif” artinya masyarakat sekitar sudah bisa meliihat potensi apa yang bisa dikembangkan disana. Kab. Bulungan juga memiliki program “satu desa, satu produksi” artinya apa yang dilakukan di Desa Gunung Sari, khususnya Yayasan An – Nur, sudah mendorong madu kelulut menjadi produk unggulan dari Desa Gunung Sari. harapannya kedepan hal – hal seperti ini bisa terus dilakukan, agar terjaga keberlanjutannya.
Terkait konsumen yang membeli namun tidak mau menggunakan brand dari Yayasan An – Nur, pemerintah tidak boleh membiarkan hal ini, maka perlu terus ada pendampingan dari pemerintah melalui dinas – dinas terkait seperti Disperindakop. Selain itu, pemerintah juga untuk mendukung UMKM yang ada, memiliki program “Kredit Mesra” yang dimana para pelaku UMKM ini bisa meminjam modal melalui program tersebut.
Madu kelulut yang dikembangkan oleh Yayasan An – Nur sendiri sangat menarik karena menyasar juga ke sektor wisata dengan kearifan local seperti misalkan menyedot madu langsung di sarangnya.
Pemkab Bulungan terus melakukan Pembinaan – pembinaan untuk UMKM, Pemerintah juga selalu mensosialisasikan produk – produk UMKM menjadi produk utama daerah untuk digunakan. hal ini menjadi peluang tinggal bagaimana mengelola, memanfaatkan kesempatan yang ada.